Selasa, 26 Agustus 2008

Makna Laporan Keuangan

Bagi anda yang tidak punya latar belakang ekonomi ataupun akuntansi mungkin anda bertanya-tanya mengapa harus ada laporan keuangan. Pertanyaan ini memang wajar bagi anda yang tidak mendapatkan pendidikan akuntansi atau ekonomi apalagi yang belum pernah bersentuhan dengan dunia bisnis.

Kesan banyak orang, akuntan adalah orang yang suka menghitung angka-angka keuangan tetapi tidak ada uangnya. Sebetulnya, pada awalnya akuntansi adalah bagian dari matematika. Ilmu ini dikembangkan oleh seorang ilmuwan matematika dari Prancis yang bernama Luca Pacioli, oleh karena itu Luca Pacioli dikenal sebagai bapak Akuntansi. Pada tahun 1914, Luca Pacioli menerbitkan buku yang berjudul, “Summa de Arithmatica, Geometria, Propotioni et Proportionalita” yang didalamnya terdapat dua bab yang membahas tentang pembukuan double entry (de Computis et Scripturis).

Apabila mengkaji sejarah, Ilmu yang berhubungan dengan proses pencatatan dalam dunia bisnis sudah dimulai sejak jaman Babilonia dengan ditemukannya catatan para pedagang Babilonia tentang usaha perdagangan yang mereka lakukan. Walaupun telah dimulai sejak jaman dahulu, tetapi sistem pembukuan seperti yang ada saat ini (double entry), merupakan praktik yang ada di Venesia. Sehingga dalam bukunya, Luca Pacioli menyebut metode ini sebagai Metode Venesia.

Dalam perjalanannya, ilmu akuntansi telah berkembang pesat sejak dimulainya revolusi industri di Inggris yang mengakibatkan banyak tumbuhnya perusahaan. Pada masa itu, banyak pemilik modal yang menyerahkan jalannya perusahaan pada kaum profesional, sehingga pelaksanaan wewenang tersebut harus dipertanggungjwabkan kepada pemilik modal dalam bentuk informasi tentang usaha. Sejak itulah akuntansi berkembang sebagai alat informasi tentang keuangan perusahaan.

Untuk mengetahui apa itu akuntansi kita bisa melihat definisi dari akuntansi. Salah satu definisi adalah yag dikeluarkan oleh American Institute of Certified Public Accountants (AICPA=Ikatan Akuntan Publik Amerika Serikat) adalah “Akuntansi adalah seni tentang pencatatan, penggolongan, dan peringkasan, dengan cara yang informatif dan bentuk uang, transaksi atau kejadian keuangan perusahaan, dan interprestasi atas hasilnya”. Jadi berdasarkan definisi ini akuntansi adalah proses mencatat, menggolongkan, meringkas atau menjumlah, kemudian melaporkan kejadian ekonomi atau keuangan perusahaan dengan cara yang informatif yang berguna bagi pengambilan keputusan. Dari definisi ini maka catatan yang ada dalam akuntansi meliputi jurnal (mencatat), Buku Besar (penggolongan), Neraca Lajur/Saldo (peringkasan), dan laporan keuangan (pelaporan). Jadi laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi. Sedangkan tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan atas perusahaan. Dalam pengertian tersebut yang dicatat dan dilaporkan adalah transaksi atau kejadian ekonomi (kejadian yang berhubungan dengan uang).

Definisi tersebut kemudian berkembang, sehingga definisi akuntansi tidak hanya berupa kegiatan mencatat dan melaporkan transaksi keuangan tapi akuntansi adalah aktivitas jasa, aktivitas yang berfungsi untuk menyajikan informasi kuantitatif, khususnya bersifat keuangan, mengenai entitas ekonomi yang berguna bagi pengambilan keputusan (APB Statement No. 4, 1970). Dari definisi tersebut, secara implisit diketahui bahwa kegunaan laporan keuangan yang dihasilkan oleh akuntansi adalah untuk: (1) alat pertangggungjawaban, dan (2) untuk memprediksi harga saham, memprediksi arus kas, dan alat pengambilan keputusan masa depan. Dengan demikian, laporan keuangan bukan saja catatan historis, melainkan memiliki efek untuk prediksi ke depan, sesuatu yang sangat diperlukan untuk menjalankan bisnis.

Sejalan dengan hal itu, kegagalan manajemen (direksi) melaporkan keuangan merupakan tindakan melawan hukum, karena kelalaian dalam melaporkan kewenangan yang telah diberikan yang celakanya hal ini tidak disadari oleh banyak manajer di Indonesia. Hal tersebut diatur secara eksplisit dalam Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD) dan UU No. 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas.

1. Kewajiban Membuat Laporan Keuangan

Laporan keuangan memberikan gambaran umum sebuah perusahaan yang dijabarkan dalam mata uang (rupiah). Dalam UU No. 1/1995 tentang Perseroan Terbatas (PT) terutama pada Bab IV yang terdiri atas 5 pasal diatur kewajiban Direksi menyampaikan laporan keuangan tahunan.

Aturan tersebut diantaranya menyebutkan:

1. Pasal 56:

Dalam waktu 5 bulan setelah tahun buku perseroan ditutup, Direksi menyusun laporan tahunan untuk diajukan kepada RUPS, diantaranya adalah perhitungan tahunan yang terdiri atas neraca akhir tahun dan perhitungan laba-rugi dari tahun buku yang bersangkutan.

2. Pasal 57:

Laporan tahunan ditandatangani oleh semua anggota Direksi dan Komisaris.

3. Pasal 58:

Perhitungan tahunan dibuat sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan.

4. Pasal 59:

Direksi wajib menyerahkan perhitungan tahunan perseroan kepada akuntan publik untuk diperiksa (audit) apabila: (a) bidang usaha perseroan berkaitan dengan pengerahan dana masyarakat, (b) perseroan mengeluarkan surat pengakuan utang, atau (c) perseroan merupakan Perseroan Terbuka.

Dalam hal kewajiban audit tidak dapat dipenuhi, maka perhitungan tahunan tidak boleh disahkan oleh RUPS.

5. Pasal 60:

Persetujuan laporan tahunan dan pengesahan perhitungan tahunan dilakukan oleh RUPS.

Dalam hal dokumen perhitungan tahunan yang disediakan ternyata tidak benar dan atau menyesatkan, anggota Direksi dan Komisaris secara tanggung renteng bertanggung jawab terhadap pihak yang dirugikan.

2. Bagaimana Laporan Keuangan Dibuat?

Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang disebut dengan siklus akuntansi. Laporan keuangan menunjukkan posisi sumberdaya yang dimiliki oleh perusahaan selama satu periode. Selain itu laporan keuangan juga menunjukkan kinerja keuangan perusahaan yang ditunjukkan dengan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan dengan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Sebagiamana dikemukakan dimuka bahwa akuntansi adalah suatu proses untuk mencatat, menggolongkan, dan meringkas transaksi ekonomi dan keuangan untuk menghasilkan informasi yang berguna bagi pemakai, dan interprestai atas hasil proses tersebut. Dalam penjelasan tersebut terlihat bahwa proses akuntansi meliputi pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan pelaporan. Proses akuntansi ini disebut dengan istilah siklus akuntansi. Untuk melaksanakan proses akuntansi atau siklus akuntansi tersebut diperlukan beberapa media yang digunakan untuk melaksanakan proses akuntansi sampai dihasilkan laporan. Hasil akhir dari proses akuntansi yaitu kegiatan pelaporan adalah laporan keuangan. Selengkapnya tahap-tahap yang ada dalam proses akuntansi dapat dilihat pada pembahasan berikutnya.

Aktivitas pencatatan adalah tahap awal dari proses akuntansi yang berupa aktivitas untuk mencatat transaksi dan kejadian ekonomi dan keuangan perusahaan. Proses pencatatan dalam akuntansi ini dilakukan dalam media yang disebut dengan jurnal. Dalam aktivitas pencatatan transaksi dicatat dalam suatu catatan dengan bentuk dua kolom yaitu debet dan kredit. Dalam tahap ini satu kejadian atau transaksi akan dicatat dalam dua kolom yaitu debet dan kredit, dimana jumlah debet harus sama dengan jumlah kredit. Kaidah pencatatan debet dan kredit ini mengikuti kaidah dalam persamaan akuntansi yang dapat dilihat pada pembahasan berikutnya.

Contoh jurnal adalah transaksi pembelian gedung secara kredit. Pada kejadian ini terjadi terjadi penambahan dalam dua pos yaitu akun gedung dan akun hutang. Gedung bertambah karena ada pembelian, sedangkan hutang bertambah karena adanya penambahan hutang sebagai akibat pembelian gedung. Pada jurnal transaksi ini akan dicatat gedung dengan nilai pembelian pada kolom debet, sedangkan hutang dengan nilai yang sama dengan harga beli gedung dicatat pada kolom kredit.

Proses berikutnya dalam siklus akuntansi adalah menggolongkan. Dalam tahap ini transaksi yang mempunyai jenis akuna atau rekening yang sama dikelompokkan dalam satu catatan tersendiri yang disebut dengan buku besar. Misalkan transaksi yang mempengaruhi akun kas akan dicatat dalam buku besar kas. Jadi buku besar adalah catatan akuntansi yang berisi transaksi-transaksi yang sejenis baik debet maupuan kredit. Pada akhir periode, transaksi yang ada pada buku besar akan dijumlahkan sehingga akan ditemukan hasil akhir yang disebut dengan saldo.

Peringkasan atau penjumlahan dari transaksi-transaksi yang ada dalam buku besar ini menganut kaidah dalam persamaan akuntansi. Kaidah dalam persamaan akuntansi ini adalah:

a. Pada Aktiva, Debet adalah penambahan, sedangkan kredit adalah pengurangan;

b. Pada kelompok Kewajiban, kredit adalah penambahan, sedangkan debet adalah pengurangan;

c. Pada kelompok modal, kredit adalah penambahan, sedang debet adalah pengurangan;

d. Pada kelompok biaya, debet adalah penambahan, sedangkan kredit adalah pengurangan;

e. Pada kelompok pendapatan, kredit adalah penambahan, sedangkan debet adalah pengurangan.

Istilah debet dan kredit disini berfungsi untuk menunjukkan sisi kolom dari laporan. Debet akan terletak pada kolom kanan, sedangkan kredit merupakan sisi kolom kiri.

Tahap berikutnya setelah penggolongan adalah meringkas atau memasukkan saldo-saldo dari buku besar suatu catatan yang disebut dengan neraca lajur. Neraca lajur ini akan berisi saldo atau hasil ringkasan atau penjumlahan dari transaksi-transaksi yang ada pada buku besar.Kalau dilihat pada persamaan diatas dapat dilihat bahwa setiap transaksi dan hasil akhir dari transaksi merupakan jumlah debet dan kredit, dimana jumlah debet harus sama dengan jumlah kredit. Jadi neraca akan memuat hasil ringkasan (saldo) atau penjumlahan dari pos atau akun-akun yang buku besar, baik yang bersaldo debet maupun yang bersaldo kredit.

Tahap berikutnya dari proses akuntansi adalah pelaporan. Pada tahap ini ringkasan dari transaksi tersebut dikelompokkan dalam format standar laporan akuntansi yang berupa neraca, laporan laba rugi dan laporan perubahan modal. Neraca adalah ringkasan informasi dari kelompok aktiva, kewajiban dan modal. Jadi informasi yang ada dalam neraca adalah informasi posisi saldo aktiva, kewajiban, dan modal. Laporan laba rugi adalah laporan informasi dari kelompok pendapatan dan biaya. Laporan laba rugi menunjukkan aktivitas untuk memperoleh pendapatan dan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut. Laporan berikutnya adalah laporan perubahan modal. Laporan ini berisi informasi tentang perubahan modal pemilik selama satu periode yang dihasilkan dari jumlah debet dan jumlah kredit kelompok modal.

Selamat Datang

Selamat datang di Blog Sinau Akuntansi. Blog ini merupakan media untuk berbagi bahan dan materi akuntansi untuk semua tingkatan. Selamat Ngeblog